
P |
erkembangan
Teknologi penangkap ikan yang kini semakin pesat membuat nelayan makin mudah
untuk mendapatkan ikan. Mulai dari alat pendeteksi keberadaan ikan hingga alat
tangkap yang kesemuanya menggunakan kecanggihan teknologi. Namun, lain halnya
yang dengan nelayan yang ada di Gorontalo. Tepatnya di pesisir danau Limboto,
Kabupaten Gorontalo yang hingga kini masih mengunakan alat manual dan masih
sangat tradisional.
Alat
tangkap tersebut bernama titiopo dalam istilah nelayan Gorontalo yang artinya
perangkap ikan. Uniknya, selain alatnya masih tradisional, bahan baku alat ini
juga mudah didapat. Namun demikian penggunaan alat ini tidak sembarangan, harus
menggunakan mantra khusus. Bahan baku alat tersebut hanyalah jeruji dari kayu
NIBONG atau ombulo yang diraut dan pada masing-masing ujungnya dibawah
diruncingkan, jeruji ini dianyam dan dirangkai dengan rotan sedemikian rupa
hingga menjadi sebuah perangkap ikan, yang hingga kini masih digunakan oleh
sebagian nelayan Gorontalo. Meski begitu, pembuatan alat tangkap ikan
tradisional ini tidak mudah. Karena harus melalui proses yang panjang. Mulai
dari cara pengambilan bahan baku hingga ritual-ritual khusus yang harus
dilaksanakan.
Seperti
halnya mengambil nibong. Nibong diambil di waktu pagi saat matahari terbit.
Saat menebang kayu tersebut, seorang harus membacakan shalawat nabi sembari
menebang pohon tersebut. Tidak sembarang mengambil Nibong ini, karena harus
membaca doa, minimal membacakan sholawat nabi saat awal menebang pohon tersebut.
Tak hanya sampai disitu, saat setelah kayunya diambil barulah proses pembuatan
pun dimulai. Kayu yang diambil tadi kemudian dibelah menjadi beberapa bagian
kecil yang kemudian Nibong tersebut diraut hingga halus.
Setelah
proses perautan selesai, barulah dilanjutkan proses penganyaman dimulai. Jeruji
kayu yang telah diraut tadi kemudian dianyam sedemikian rupa dengan membentuk
pola yang diinginkan hingga titiopo tersebut selesai dan siap dipakai. "Untuk
pembuatan terbilang cukup mudah. Akan tapi untuk menggunakan alat ini juga
harus melalui ritual khusus dan waktu yang tepat, karena alat ini merupakan
perangkap ikan-ikan dasaran atau perairan dangkal, didanau, rawa, atau
sungai/kali.
Pengunaan
alat tangkap ini harus pada hari yang baik, penangkap ini tidak mengunakan
umpan, namun ada mantra yang kami gunakan, mantra ini merupakan warisan leluhur
kami hingga saat ini masih kami gunakan, nah dengan mantra inilah sebagai
pemancing ikan masuk dalam titiopo. Kemudian titiopo diangkat dan dicelupkan ke
air seperti orang menombak, jika ada ikan yang terperangkap didalam akan terasa
pada pegangan bagian atas dengan diameter lebih kecil dari lubangnya yang
dibagian bawah. Lalu ikannya dapat diangkat tanpamengangkat titiopo dimaksud. Seiring
berjalanya waktu, pengunaan titiopo dari yang berbahan Nibong mulai
ditinggalkan,***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar