Minggu, 25 Oktober 2020

Tiopo ( Bamboo Trap ) Alat Tangkap IkanTradisonal Gorontalo

 

P

erkembangan Teknologi penangkap ikan yang kini semakin pesat membuat nelayan makin mudah untuk mendapatkan ikan. Mulai dari alat pendeteksi keberadaan ikan hingga alat tangkap yang kesemuanya menggunakan kecanggihan teknologi. Namun, lain halnya yang dengan nelayan yang ada di Gorontalo. Tepatnya di pesisir danau Limboto, Kabupaten Gorontalo yang hingga kini masih mengunakan alat manual dan masih sangat tradisional.

Alat tangkap tersebut bernama titiopo dalam istilah nelayan Gorontalo yang artinya perangkap ikan. Uniknya, selain alatnya masih tradisional, bahan baku alat ini juga mudah didapat. Namun demikian penggunaan alat ini tidak sembarangan, harus menggunakan mantra khusus. Bahan baku alat tersebut hanyalah jeruji dari kayu NIBONG atau ombulo yang diraut dan pada masing-masing ujungnya dibawah diruncingkan, jeruji ini dianyam dan dirangkai dengan rotan sedemikian rupa hingga menjadi sebuah perangkap ikan, yang hingga kini masih digunakan oleh sebagian nelayan Gorontalo. Meski begitu, pembuatan alat tangkap ikan tradisional ini tidak mudah. Karena harus melalui proses yang panjang. Mulai dari cara pengambilan bahan baku hingga ritual-ritual khusus yang harus dilaksanakan.

Seperti halnya mengambil nibong. Nibong diambil di waktu pagi saat matahari terbit. Saat menebang kayu tersebut, seorang harus membacakan shalawat nabi sembari menebang pohon tersebut. Tidak sembarang mengambil Nibong ini, karena harus membaca doa, minimal membacakan sholawat nabi saat awal menebang pohon tersebut. Tak hanya sampai disitu, saat setelah kayunya diambil barulah proses pembuatan pun dimulai. Kayu yang diambil tadi kemudian dibelah menjadi beberapa bagian kecil yang kemudian Nibong tersebut diraut hingga halus.

Setelah proses perautan selesai, barulah dilanjutkan proses penganyaman dimulai. Jeruji kayu yang telah diraut tadi kemudian dianyam sedemikian rupa dengan membentuk pola yang diinginkan hingga titiopo tersebut selesai dan siap dipakai. "Untuk pembuatan terbilang cukup mudah. Akan tapi untuk menggunakan alat ini juga harus melalui ritual khusus dan waktu yang tepat, karena alat ini merupakan perangkap ikan-ikan dasaran atau perairan dangkal, didanau, rawa, atau sungai/kali.

Pengunaan alat tangkap ini harus pada hari yang baik, penangkap ini tidak mengunakan umpan, namun ada mantra yang kami gunakan, mantra ini merupakan warisan leluhur kami hingga saat ini masih kami gunakan, nah dengan mantra inilah sebagai pemancing ikan masuk dalam titiopo. Kemudian titiopo diangkat dan dicelupkan ke air seperti orang menombak, jika ada ikan yang terperangkap didalam akan terasa pada pegangan bagian atas dengan diameter lebih kecil dari lubangnya yang dibagian bawah. Lalu ikannya dapat diangkat tanpamengangkat titiopo dimaksud. Seiring berjalanya waktu, pengunaan titiopo dari yang berbahan Nibong mulai ditinggalkan,***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar