Minggu, 18 Oktober 2020

Pola Pikir

 Bayangkanlah sebuah Jeruk Nipis berwarna hijau agak ke kuning2an.

Lalu Jeruk nipis tersebut dipotong jadi dua.
Kemudian pegang salah satunya dan peraslah...
Sampai air tetesannya mengucur...
Apa yang anda rasakan..? Asam bukan..?

Setiap tetesannya membuat anda menelan ludah.
Kalau imajinasi anda kuat sekarang anda sedang
menelan air liur, saking asamnya ....betul..?
Padahal jeruk nipisnya tidak ada...


Tapi rasa asamnya terasa hingga anda harus menelan ludah.
Jika merasakan kejadian serupa itulah yang disebut ......TEORI JERUK NIPIS.

Bahwa tubuh manusia dirancang untuk merespon apa yang dibayangkan.
Apa yang dipirkan ... itulah yang jadi kenyataan.
Sehingga jika kita sedang menghadapi masalah
Lalu kita berpikir yang aneh.
Maka yang terjadi biasanya tubuh akan drop...
Kemungkinan jatuh sakit bahkan depresi...
Padahal semua kekhawatiran itu belum tentu terjadi, kita sebenarnya sedang “meneteskan Jeruk nipis” di kehidupan kita.
Semakin banyak tetesannya semakin berat masalahnya.

Kuncinya ada dalam pikiran, jika air liur saja bisa dipancing hanya dengan memikirkan sebuah jeruk nipis, maka sebetulnya masalahpun bisa diatasi dengan permainan pikiran.

Maaf….
Coba perhatikan orang yang kelainan jiwa...
Secara fisik mereka sehat.
Namun mereka hidup di dunia yang berbeda.
Mereka menciptakan dunianya sendiri.
Jeruk Nipis yang mereka teteskan terlalu banyak.
Sehingga muncul lawan bicara yang begitu nyata.
Yang bisa diajak bicara.

Sekarang ubahlah *Mindset* anda . . ., jika didera masalah bertubi2 anggap itu. . . “proses pondasi” bahwa Allah hendak membangun Hotel berlantai 100.
Bayangkan sebuah proyek Hotel dengan tinggi 100 lantai, pondasinya pasti dalam dan kuat sekali, pengerjaannyapun pasti lama.

Jika pondasinya selesai dia akan mampu menopang beban hingga 100 lantai sekalipun...
Allah tidak iseng memberi kita masalah.
Dia ingin kita kuat bukan ingin kita sekarat.
Maka berhati2lah dengan pikiran ...
Berbaik sangkalah maka kehidupanpun atas ijin Allah akan membaik.

Repost:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar